Jul 21, 2013

HANYA NASI DAN BUDU JUADAH BERBUKA EMPAT BERANAK DI MARANG

Hanya Nasi Dan Budu Juadah Berbuka Empat Beranak Di Marang | MARANG : Seminggu lalu, keluarga 
Maimunah Mat Ali, 45, hanya mampu berbuka puasa dengan nasi dan budu yang dikongsi empat beranak 
tetapi semalam, mereka sekeluarga bersyukur kerana dapat merasa nasi berlaukkan sayur.

Walaupun jauh di sudut hati, Maimunah tidak sanggup melihat suaminya yang sakit, Md Rahim Jatim, 55, 

dan dua anaknya berlaukkan makanan itu sahaja, namun dia tidak mampu menyediakan lebih daripada itu 
kerana kemiskinan yang menghimpit.

“Anak bongsu, Roszairah, 7, jarang makan makanan berzat kerana kami tidak mampu. Jika ada duit sikit, 

kami lebih mengutamakan keperluan ubat-ubatan untuk bapanya yang sedang sakit,” katanya.

Suaminya bukan sahaja menghidap penyakit misteri, malah turut mengalami kecederaan di kaki kirinya akibat 

ditimpa pokok getah beberapa tahun lalu, menyebabkan tanggungjawab sebagai ketua keluarga kini dipikul 
sepenuhnya oleh Maimunah.

Sungguhpun demikian, Maimunah berkata, anaknya tidak pernah bersungut walaupun hanya makan 

nasi putih dengan budu sahaja dan keadaan itu sering berlaku apabila bantuan bulanan Jabatan Kebajikan 
Masyarakat (JKM) lambat diterima mereka.

Maimunah tidak bekerja kerana perlu menguruskan keluarganya, sementara anak sulungnya, Mohd Amirul, 21,

 kini bekerja di sebuah padang golf di Kuala Lumpur dan anak keduanya pula, Mohd Azuan, 16, 
bekerja sambilan di sekitar daerah ini.

Menurutnya, ketika sihat dahulu, suaminya melakukan pelbagai jenis kerja termasuk menjual buah-buahan 

dan biasanya mampu memperoleh pendapatan kira-kira RM50 sehari untuk menyara keluarga.

“Namun keadaan berubah sejak abang (suami) sakit dan dia sudah bertahun menderita akibat kaki kirinya 

ditimpa pokok getah.

“Justeru, kami sekeluarga bergantung sepenuhnya dengan bantuan JKM sebanyak RM400 sebulan dan ia 

habis digunakan untuk membeli ubat tahan sakit. Jika ada baki, barulah kami beli keperluan dapur dan 
menyedihkan kerana mahu minum teh atau kopi pun kami tidak mampu membelinya,” katanya.

Ditanya persiapan hari raya tahun ini pula, Maimunah berkata, seperti juga tahun sebelumnya, mereka sekeluarga 

hanya beraya ala kadar dan jika ada kuih-muih dan baju raya, semuanya itu hasil pemberian pihak yang bersimpati 
dengan nasib mereka.

Sementara itu, suaminya, Md Rahim turut menangis teresak-esak kerana tidak menyangka wakil Sinar Harian 

akan datang semula ke rumahnya semalam, kerana katanya, selepas kisahnya disiarkan akhbar ini tahun lepas, 
ramai pihak datang dan membantunya.

“Kami sekeluarga bersyukur kerana kisah hidup saya mendapat perhatian banyak pihak. Terima kasih 

kepada semua yang membantu sebelum ini. Hanya ALLAH SWT sahaja dapat membalas budi baik mereka.

“Saya kasihankan isteri kerana perlu menanggung keluarga dengan dibantu anak lelaki. Saya mahu 

bekerja semula tetapi tidak berdaya, malah isteri perlu menyuap saya makan kerana keadaan kesihatan 
semakin merosot,” katanya.

Md Rahim turut menyuarakan hasrat memohon sebuah kerusi roda yang baru kerana kemudahan sedia ada 

telah rosak.

Keluarga ini boleh dihubungi melalui talian 014-8346489 (Maimunah) jika mahu menghulurkan sumbangan.


“Kami sekeluarga juga amat berterima kasih kepada pihak Jawatankuasa Kemajuan dan Keselamatan Kampung 

(JKKK) Jerung Seberang kerana sering datang bertanyakan khabar dan membantu kami semampu yang mereka 
boleh,” katanya yang tinggal di Jalan Masjid, Kampung Jerung Seberang di Pengkalan Berangan.

Jul 20, 2013

Kapal Gratis Surabaya - Bawean PP Taruhan Nama Baik Pemerintah Jatim

Ingin mudik lebaran dengan naik kapal gratis ke Pulau Bawean atau dari Pulau Bawean dengan tujuan Surabaya, dipersilahkan mendaftarkan diri  di Kantor Bidang Perhubungan laut Dinas Perhubungan dan LLAJ Propinsi Jawa Timur dan Kantor UPP (Syahbandar Bawean).

Kapasitas kapal sangat terbatas, direncanakan setiap pelayaran hanya mengangkut sebanyak 150 penumpang. Informasi yang  diterima Media Bawean, kapal gratis yang digunakan untuk mengangkut penumpang jenisnya kapal roro (kapan penumpang dan barang) dengan waktu tempuh kurang lebih selama 9 jam.

Jadwal keberangkatan kapal gratis, sebagai berikut :
Surabaya - Pulau Bawean : 4, 9, 13, 15 Agustus 2013
Pulau Bawean - Surabaya : 5, 10, 14, 16 Agustus 2013

Nur Ichsan sebagai Petugas Kantor UPP (Syahbandar Bawean) mengatakan penerimaan pendaftaran di Pulau Bawean sudah mencapai 50% setiap pelayaran dari Pulau Bawean - Surabaya. "Bila mencapai 150 penumpang setiap pelayaran, maka pendaftaran akan ditutup sesuai kapasitas muat kapal gratis,"katanya.

Sementara jumlah pendaftar di Surabaya, menurut Nur Ichsan menyatakan sudah banyak mendaftar di kantor  Bidang Perhubungan laut Dinas Perhubungan dan LLAJ Propinsi Jawa Timur.

Tarjo Sutejo sebagai tokoh pemuda di Gresik, menyoroti bahwa kapal gratis untuk mudik ke Pulau Bawean semestinya keberangkatan di Pelabuhan Gresik. "Lazimnya penumpang kapal tujuan Bawean diberangkatkan melalui Pelabuhan Gresik,"paparnya.

Lebih lanjut, Tarjo menjelaskan bahwa kapal gratis menjadi tolak ukur keperdulian pemerintah terhadap rakyatnya. "Jika nantinya kapal gratis yang dipergunakan tidak sesuai selera warga Pulau Bawean, seperti waktu tempuh yang lama dan fasilitas kapal kurang memuaskan. Tentu dampaknya akan mempengaruhi kepada kepercayaan warga terhadap pemerintah, khususnya Pemerintah Propinsi Jawa Timur,"ungkapnya. 

"Bila seluruh penumpang dilayani secara baik, serta memuaskan selama dalam perjalanan, tentunya pemerintah akan memperoleh nilai positif. Sebaliknya, jika penumpang merasa disiksa dan kurang memuaskan, tentunya dampaknya akan mendapatkan sorotan negatif,"pungkasnya.

Kapolsek Bersama Anggotanya Gelar Operasi Mercon di Sangkapura

Memasuki bulan suci puasa ramadhan, jajaran Polsek Sangkapura menggelar operasi petasan (mercon) di Pasar Kota Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, (jum'at, 19/7/2013).

Operasi dipimpin langsung oleh Kapolsek Sangkapura, AKP. H. Zamzani, SH. bersama anggotanya mendatangi 3 tempat penjual kembang api. Setelah dilakukan pemeriksaan, hasilnya menurut Kapolsek menyatakan tidak ditemukan adanya petasan atau mercon.

"Hanya kembang api dilengkapi izin penjualan, serta tidak temukan kembang api yang tergolong membahayakan,"katanya.

Disamping melakukan operasi, AKP. H. Zamzani, SH. memberikan saran kepada penjual kembang api, agar tidak menjual petasan atau mercon sehubungan dampaknya bisa membahayakan kepada penggunanya.

"Jika nantinya ditemukan adanya jual beli petasan, tentunya proses hukum akan diberlakukan kepada pelakunya,"ujarnya.

Setelah melakukan operasi petasan, Kapolsek Sangkapura merencanakan seminggu kedepan akan menggelar operasi makanan dan minuman (mamin) kadaluarsa ke toko-toko di Kecamatan Sangkapura.

Adapun warung makan yang buka di siang hari, menurut Kapolsek yang dekat dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat kecamatan Sangkapura menyatakan tidak ada warung buka waktu siang hari. "Sesuai adat dan tradisi masyarakat Pulau Bawean, tidak ada warung buka untuk menghormati kepada seluruh warga yang menunaikan ibadah puasa,"terangnya dengan nada tegas. 

Penyelundupkan 2 Ton Solar ke Pulau Bawean Ditangkap Polisi


Polres Bangkalan, Jawa Timur, menggagalkan upaya pengiriman 2 ton bahan bakar minyak (BBM) jenis solar ke luar Pulau Madura, Kamis (18/7/2013).

Solar yang dikemas dalam beberapa jeriken besar itu diangkut menggunakan dua mobil Suzuki Carry.

Kapolres Bangkalan, Ajun Komisaris Besar Sulistiyono menjelaskan, dua mobil pengangkut solar tersebut sudah diintai sejak keluar dari stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Junok, Bangkalan.

Menurut Sulistiyono, polisi melihat hal yang tidak wajar karena kendaraan itu membeli BBM dengan jumlah besar. Apalagi kendaraan itu tertutup.

Dalam penggeledahan, polisi menemukan 1.020 liter solar dalam 30 jeriken dengan ukuran 30 liter dan enam nota pembayaran pembelian solar. "Di mobil nomor polisi W 1672 BH, berisi 1.000 liter solar dangan 15 jeriken besar ukuran 67 sampai dengan 68 liter dan jeriken kecil ukuran 20 liter," bebernya.

Informasi sementara, solar tersebut akan dikirim ke Pulau Bawean, Kabupaten Gersik, Jawa Timur. Saat ini polisi sudah menahan dua pengemudi Suzuki Carry. Identitas keduanya, adalah AD, asal Desa Dumajah Kecamatan Tanah Merah, dan IF, asal Kecamatan Sepuluh.

BBM tersebut kini diamankan di Mapolres Bangkalan. "Kita akan selidiki kemungkinan adanya pelanggaran tindak pidananya. Namun melihat modusnya jelas mengarah kepada tindak pidana penyelundupan BBM. Tergantung hasil penyidikan Polisi seperti apa nantinya," ungkap Sulistiyono. 

Harga Beras Anjlok di Pulau Bawean

Harga jual beras di Pulau Bawean mengalami penurunan drastis, harga jual di pasar per kilo gram yaitu Rp. 4.500 sampai Rp. 5.000.

Anjloknya harga beras di pasaran Pulau Bawean diakibatkan banyak faktor, diantaranya petani akan kembali panen raya sehingga padi lama yang disimpan lalu dikeluarkan dan dijualnya menghindari  kerusakan. Berikutnya, alasan turunnya harga beras sehubungan banyaknya kebutuhan warga untuk mencukupi biaya perlengkapan sekolah, seperti membeli alat tulis dan seragam sekolah.

Suratin asal Gresik, mengatakan membeli beras di Pulau Bawean memang lebih murah dibandingkan di Gresik, itupun berasnya tergolong super dan enak dimakan. 

Seorang ibu asal desa Daun, menyatakan harga beras di Pulau Bawean mengalami penurunan drastis sehubungan banyak kebutuhan warga menjelang pergantian tahun anaknya yang sekolah. "Alternatifnya banyak warga menjual hasil pertanian ke pasar, sehingga harga murah meriah,"ungkapnya.

Seperti di Pasar Kotempah Kebuntelukdalam, harga beras perkilogramnya, berkisar antara Rp. 4.500 sampai Rp. 5.000. 

Prediksi banyak warga, harga beras di Pulau Bawean akan semakin menurun sehubungan musim panen akan tiba dan hasil cocok tanam sangat bagus.