Apr 23, 2014

Antena HP Membawa Maut Ibu dan Anak Meninggal Disambar Petir


Petir disiang bolong membawa maut di Dusun Sumber Torak, desa Sidogedungbatu, kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik (rabu, 23/4/2014).

Antena HP yang dipasang disamping rumah Fathur (28 Th.) menjadi penyebab mengundang petir ketika hujan rintik-rintik waktu siang hari, tepatnya jam 10.30 WIB. Ketika sekeluarga keasyikan beristirahat didalam rumah, menikmati kebahagiaan suami bersama isteri tercintai disertai buah hatinya.

Badruttamam, Sekdes Sidoegdungbatu, menyatakan kronologi kejadian sekitar jam 10,30 WIB. ketika suasana hujan tidak deras disertai petir, Fathul (28 th.) bersama Masita (24 th.), dan Irfan (anaknya berusia 20 bulan) sedang tiduran di dekat jendela, tiba- tiba petir menyambarnya penuh kekuatan super dahsyat mengakibatkan isi didalam rumahnya gosong dan banyak yang runtuh.

"Akibatnya Masita dann anaknya bernama Irfan meninggal dunia di tempat kejadian, sedangkan Fathul mengalami luka dibagian dagu, dan lengan tangannya akibat terkena kayu dan kaca,"katanya.

"Kondisi lantai rumah dari keramik juga berantakan, dan jendelanya hancur,"tuturnya.

"Diduga petir ikut kabel antena hp kedalam rumahnya, sedangkan  hp sebelum disambar petir sudah dilepas oleh Fathur,"terangnya.

"Untuk kondisi Fathur sudah sadar tapi masih trauma dengan kondisi luka dibagian dagu agak dalam dan bagian lengan tangannya,"pungkas Sekdes Sidogedungbatu.

Korban meninggal dunia dimakamkan di Pemakaman Umum tepatnya jam 16.00 WIB.

Apr 12, 2014

Bandar Udara Perintis Pulau Bawean

Program unggulan Jatim

Target Pembangunan Sudah 100 Persen, Juni 2014 Beroperasi
Over capacity saat ini sedang melanda banyak bandar udara di Indonesia. Penyebabover capacity itu adalah melonjaknya penumpang yang mencapai 30 persen per tahun. Dari sisi kapasitas, over capacitytersebut dimungkinkan dari tidak mengikutinya bandar udara-bandar udara yang bersangkutan terhadap pertumbuhan industri penerbangan.
Fenomena ini cukup berbanding terbalik dengan banyaknya bandar udara jenis perintis yang kondisinya jauh dari target kapasitas. Persoalan bandar udara perintis boleh jadi menjadi salah satu problem mendesak yang dihadapi Indonesia, bahkan pemerintah daerah setempat yang memiliki bandar udara perintis.
Untuk mengatasi fenomena ini tentu bukan persoalan mudah. Sangat diperlukan diskusi mendalam guna mengenali tantangan, peluang, dan bahkan mencari solusi yang dapat diterapkan terkait fenomena tersebut.
Sebagai data umum, di Indonesia saat ini beroperasi 22 maskapai penerbangan komersil dan 35 maskapai yang mengoperasikan pesawat charter. Total maskapai tersebut melayani sekitar 400 penerbangan rute domestik dan internasional dan menghubungkan 121 kota di Indonesia dan 21 negara.
Jawa Timur saat ini memiliki tujuh bandara udara. Ketujuh bandara udara itu masing-masing, Juanda di Surabaya, Abdurrahman Saleh  di Malang, Iswahyudi di Madiun, Notohadinegoro di Jember, Blimbingsari di Banyuwangi, lapangan terbang perintis Trunojoyo di Sumenep dan Tanjung Ori di Pulau Bawean Gresik yang menurut rencana akan diberi nama Usman Harun.
Guna mendukung program unggulan Gubernur, bandar udara-bandar udara perintis di Jawa Timur kini sedang dikebut untuk dikembangkan. Utamanya bandar udara perintis di Pulau Bawean. Lapangan terbang di Tanjung Ori ini benar-benar dikebut mengingat masyarakat Bawean sangat terkendala terkait trasportasi. Bawean terisolasi karena jalur transportasi hanya mengandalkan jalur laut yang acapkali terhalang ombak Laut Jawa yang mencapai 7 meter.
Sejauh data terakhir yang berhasil dihimpun, lapangan terbang perintis di Pulau Bawean, baru siap dioperasikan pada Juni 2014. Sebenarnya pembangunan sudah mencapai tahapan 100 persen, termasuk pembangunan lanjutan run way atau landasan pacu sepanjang 900 meter. Seluruh kebutuhan pengoperasian lapangan terbang juga sudah tersedia. Namun secara institusi Pemkab Gresik masih menunggu Pemprov Jatim serta Pemerintah Pusat, dalam hal ini adalah Dirjen Perhubungan, terkait kesiapan-kesiapan teknis beroperasinya sebuah bandar udara.
Sebelumnya, proses pengoperasian lapangan terbang terkendala dengan pembebasan lahan tiga petak, serta penempatan 22 orang yang belum memiliki lokasi lain di luar lapangan terbang. Namun, masalah itu kini sudah diselesaikan oleh Pemkab Gresik dengan bekerja sama Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Gresik.
Dengan kesiapan oyang sudah ada sekarang, sejumlah maskapai menawarkan diri untuk melayani rute menuju Pulau Bawean, salah satunya adalah Lion Air dengan kapasitas 80 tempat duduk. Selain Lion Air, ada beberapa maskapai yang siap melayani rute Bawean yang memilik total landas pacu sepanjang 1.200 meter.
Harapan besar cukup tertumpu pada beroperasinya lapangan terbang yang berada di Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak ini. Masyarakat Bawean yang selama ini sangat terkendala cuaca bila menggunakan transportasi kapal laut akan segera terentas dari problem utamanya.