Feb 28, 2012

Warga Belanda Tabur Bunga di Laut Perairan Pulau Bawean

28 Februari 2012 


Peringatan tenggelamnya kapal De Ruyter pada pertempuran laut Jawa, tanggal 27 Februari 1942. Hari ini (27/02/2012) untuk kali pertama upacara peringatan dilaksanakan di titik pusat tenggelamnya kapal. Yaitu 60 Km dari Pulau Bawean, 112 derajat bujur timur dan 06 derajat lintang selatan.

Hari itu (27/02/1942) Laks Karel Doorman selaku komandan gabungan armada laut sekutu berniat kembali ke pangkalannya di Surabaya setelah berpatroli di Laut Jawa. Armada kapal dibawah pimpinan Karel Doorman yang hendak berlabuh ini memutar arah kembali ke Laut Jawa saat mendapat laporan bahwa armada Jepang sudah sampai di kepulauan Bawean.

De Ruyter termasuk kelas kapal penjelajah ringan yang dipimpin oleh Laksamana Karel Doorman. Dibuat pada tahun 1933 dan berakhir masa tugasnya ketika tertembak oleh torpedo Jepang dilaut Jawa dan menengelamkan kapal tersebut berikut 345 awaknya termasuk Laksamana Doorman di tahun 1942.

Pelaksanaan upacara peringatan diikuti oleh delapan orang warga Belanda, warga Belanda yang tinggal di Indonesia, dan Australia, Yaitu Mr.Joop Nahuysen sebagai ketua rombongan, Evie Mariani Soedrajat, Han Nahuysen, Josien Nahuysen, Morel Mahuysen, Beau Smythe, August Aqasi, dan Astrid.

Acara tabur bungan dilaksanakan jam 15,00, setelah menempuh perjalanan satu jam dari pelabuhan Bawean menggunakan kapal Express Bahari. Selama perjalanan penuju titik pusat tenggelamnya kapal De Reyter semua rombongan tanpa begitu haru.

Ketika radar kapal sudah menunjukkan posisi yang tepat tenggelamnya kapal De Reyter, semua rombongan segera berdoa bersama yang dipimpin oleh Joop Nahuysen. Satu persatu peserta rombongan mendapatkan giliran untuk mengungkapkan kata-kata penghormatan, dan lagu-lagu cinta sebagai bentuk kecintaan dan terima kasih kepada para awak kapal De Reyter yang telah ikut berkorban untuk Belanda. Acara inti adalah tabur bunga, dimana semua peserta mendapatkan kesempatan untuk menabur bunga di lokasi tenggelanya kapal De Reyter. Rasa haru pun tidak bisa dibendung.

“Ini peringatan pertama kali dilakukan di tempat tenggelamnya kapal. Sudah lama sekali saya dan keluarga menunggu momen ini” ujar Joop Nahuysen, yang cukup fasih berbahasa Indonesia.

“Saya rindu bapak saya, sejak lahir saya tidak pernah mengenalnya karena dia meninggal di atas kapal De Reyter ketika saya masih dalam kandungan ibu” ungkap Joop Nahuysen dengan mimik muka sedih dan suara yang bergetar.

Semua rombongan sangat puas dan bahagia bisa melaksanakam upacara peringatan tepat dimana kapal De Reyter tenggelam. Bisanya mereka melaksanakan upacara di makam Kembang Kuning Surabaya dimana banyak prajurit perang Belanda yang dimakamkan disitu.

Evie Mariani Soedrajat, istri Joop Nahuysen menggungkapkan keinginannya untuk kembali melaksanakan upacara yangs sama tahun depan. “Kami sangat puas yang kami lakukan hari ini untuk menghormati Bapak mertua saya. Kalau tidak ada halangan tahun depan akan kesini,"katanya

No comments:

Post a Comment