Jan 23, 2012

Terkendala Pelabuhan dan Penampung

23 Januari 2012



Upaya Pemkab Gresik untuk menyediakan Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya bensin ke Pulau Bawean yang direncanakan menggunakan kapal tanker terkendala pelabuhan Bawean yang kurang dalam dan kapasitas penampungan BBM yang hanya 50 ton.

Kelangkaan bensin di Pulau Bawean sejak terbakarnya Kapal Motor pengangkut BBM terbakar di Pelabuhan Sidayu Lawas, Brondong, Lamongan, Kamis (1/12). Sehingga pemkab Gresik berupaka untuk mengadakan kapal tanker pada 2012.

“Sekarang untuk sementara sudah diatasi dua kapal kayu pengangkut BBM ke Pulau Bawean yaitu GT 50 dan GT 87,” kata Kepala Bidang Perhubungan Laut, Dinas Perhubungan, Gresik, A Effendi, saat dihubungi melalui ponselnya, Minggu (22/1/2012).

Kedua kapal kayu itu sementara ini gunakan untuk mengangkut BBM ke Pulau Bawean, tetapi itu digunakan untuk sementara, sebab Kapal Kayu sebenarnya tidak boleh mengangkut BBM.

“Ini karena terpaksa, kita sedang mengupayakan kapal tanker pada tahun 2012 ini,” imbuhnya.

Dari kendala itu, pihak Dishub Kelautan Gresik akan melakukan peninjauan di lokasi Pelabuhan Bawean dengan transporter (pengusaha kapal), Pertamina, dan APMS (Agen Premium dan Minyak Solar).

“Kalau kapasitas kapal tanker 200 Kilo Liter (KL), 300 KL sampai 1000 Kl, tetapi terkendala kapasitas penampungan BBM di Bawean yang tidak mampu menampungnya, dan juga Pelabuhan Bawean hanya kedalaman dua meter, sehinga tidak bisa bersandar kapal tanker,” tegas Effendi.

Jarak Pelabuhan Gresik dengan Pulau Bawean sekitar 80 mil, jika ditempuh dengan kapal penumpang antara 3 sampai 5 jam.

Kepala bidang advokasi masyarakat Bawean, Baharuddin, mengatakan, untuk kebutuhan bensin di Pulau Bawean sudah normal antara Rp 5500 hingga Rp 6000. “Kendalanya adalah kapal yang memuat bensin itu tidak setiap hari, sehinga mengakibatkan kenaikan bensin,” ujarnya, saat dihubungi melalui ponselnya.

Sementara Nanag Afandi, Kepala Seksi Kepelabuhan, Administrator Pelabuhan (Adpel) Gresik, mengaakan kapal yang memuat BBM ke Pulau Bawean harus di atas GT 50, karena berhubungan dengan keselamatan kapal dan laut.

“Kalau di bawah GT 50, kalau cuaca buruk, kapal diterjang ombak kemudian tenggelam sehingga akan terjadi pencemaran laut. Sehingga lebih baik mencegah dari pada terjadi bencana yang tidak diinginkan,” 

No comments:

Post a Comment